Menjadi Manusia yang Memanusiakan Diri
Hal terpenting dari seorang individu adalah menjadi manusia. Mungkin bagi sebagian orang yang membaca tulisanku akan bertanya-tanya apa maksud dari "menjadi manusia" di sini. Bukankah selama ini kita hidup di dunia sudah menjadi manusia?Yup. Dari tangisan pertama yang kita keluarkan, dari pertama kali kita membuka mata dan lahir ke dunia memang kita adalah manusia.
Tapi, apakah kita sudah “menjadi manusia” atau kita hanya “seorang manusia”? being a human or just a human being?
Menjadi manusia dalam konteks ini memiliki arti menjadi manusia secara utuh yang dapat memanusiakan diri. Artinya, memahami dan mengoptimalkan segala potensi; menghargai eksistensi manusia lain; serta menggunakan akal dan hati nurani.
Hal paling sederhana agar kita dapat menjadi manusia secara utuh dapat dimulai dari diri sendiri. Memanusiakan diri sendiri berarti berusaha untuk berkompromi, tidak terlalu keras dengan diri dan merayakan segala emosi yang dirasa.
Kenali segala kelebihan dan kekurangan.
Setiap manusia pasti memiliki ekspektasi terhadap dirinya dan kehidupan yang dijalaninya. Namun, sering kali kita menemukan celah yang tidak sesuai harapan dan malah lebih banyak mengkritik dan menyalahkan diri. Pada akhirnya secara tidak sadar kita menjadi hakim paling kejam dan banyak menuntut untuk diri sendiri. Maka, hal yang harus dilakukan adalah belajar untuk berkompromi dan menerima kelemahan diri.
Kenali segala macam gejolak emosi yang dirasakan
Semua perasaan harus dirayakan, itu pertanda bahwa kita adalah manusia. Merayakan segala emosi yang dirasakan merupakan bagian dari merayakan kehidupan.
Kenali cara kita bereaksi terhadap apa yang terjadi di sekitar
Setiap hal yang terjadi sifatnya netral. Kita yang menentukan kondisi tersebut berdasarkan sudut pandang positif atau negatif. Tentunya sesuatu terjadi ada alasannya. Namun, bagaimana kita memandang dan memaknai setiap peristiwa yang terjadi menjadi kunci utamanya.
Manusia adalah makhluk yang kompleks serta dinamis. Oleh sebab itu prosesnya memang panjang untuk bisa menerima dan memanusiakan diri. Bahkan butuh waktu seumur hidup untuk terus belajar. Aku sendiripun belum menjadi manusia secara utuh, masih bertumbuh. Masih banyak kepingan yang harus aku kumpulkan dan aku susun kembali.
"perjalananmu masih panjang, semua pertanyaan nggak harus ada jawabannya sekarang"
Kalimat yang kutulis empat tahun lalu, tepat saat babak remajaku berakhir dan angka dua digenggaman. Maka, melalui tulisan ini juga akan menjadi saksi bagaimana nantinya aku akan bertumbuh menjadi manusia utuh yang berhasil menemukan bagian-bagian dari dalam dirinya yang hilang, serta menemukan jawaban dari pertanyaan yang belum terjawab hingga sekarang.
Semoga kita bisa tumbuh bersama menjadi manusia yang dapat memanusiakan diri!